Selasa, 26 Juli 2011

"BELAJAR DARI AWAN"


            Hari itu satu pekan panjang yang penuh dengan kesibukan mengajar keliling negeri telah kulewati sekali lagi. Seperti biasa aku ingin menikmati situasi santai dalam penerbangan pulang, membaca yang ringan-ringan, bahkan memejamkan mata beberapa menit bilamana sempat. Kendatipun demikian, aku mencoba menerima apa pun yang akan terjadi.
            Maka biasanya aku mengucapkan doa pendek berikut: Siapa pun yang Kau takdirkan duduk di sebelahku, biarlah ia seperti apa adanya, dan bantulah aku agar dapat menerima apa pun yang tersedia bagiku.
            Pada hari yang khusus ini, ketika aku masuk ke dalam pesawat, ternyata seorang anak kecil, sekitar delapan tahun, duduk pada kursi dekat jendela di sebelahku. Aku menyukai anak-anak. Namun, aku sedang merasa lelah. Naluri pertamaku adalah, 'Apa boleh buat, aku tak tahu nasibku kali ini.' Dengan berusaha bersikap ramah, aku menyapanya dan mengajaknya berkenalan. Ia menyebutkan namanya, Bradley. Kami langsung mengobrol dan, hanya dalam beberapa menit, ia menaruh kepercayaan kepadaku, dengan berkata, "Ini pertama kali saya naik pesawat. Saya agak takut."
            Ia bercerita kepadaku bahwa ia dan keluarganya baru menjenguk sepupu-sepupunya, dan ia diminta tinggal lebih lama sedangkan orangtuanya pulang terlebih dahulu. Kini ia pulang sendirian, dengan pesawat terbang.
            "Naik pesawat itu keciiil," kataku, berusaha menumbuhkan keyakinannya.
            "Mungkin dapat dianggap salah satu yang paling mudah di antara yang pernah kaulakukan." Aku diam sejenak, untuk berpikir, dan kemudian aku bertanya kepadanya, "Pernahkah kau naik roller coaster?"
            "Saya senang naik roller coaster!"
            "Pernahkah kau menaikinya tanpa berpegangan?"
            "Oh, ya. Saya seneng sekali." Ia tertawa. Sementara aku berpura-pura ketakutan.
            "Pernahkah kau naik di depan?" tanyaku lagi dengan wajah pura-pura merasa ngeri.
            "Ya. Saya selalu berusaha mendapatkan tempat duduk paling depan!"
            "Dan kau tidak merasa takut?"
            Ia menggelengkan kepalanya, tampaknya ia kini telah merasa berhasil mengimbangi aku.
            "Sesungguhnyalah, penerbangan ini tidak seberapa dibanding naik roller coaster. Aku tidak berani naik roller coaster, tapi aku tidak takut sama sekali bila naik pesawat terbang."
            Seulas senyum mulai tampak pada wajahnya, "Betulkah itu?" Aku dapat melihat bahwa ia mulai berpikir bahwa mungkin ia memang pemberani.
            Pesawat mulai ditarik menuju ke ujung landasan. Dan ketika akhirnya pesawat itu meluncur naik, ia memandang ke luar jendela dan mulai bercerita dengan sangat bersemangat tentang segala yang dialaminya. Ia mengomentari bentuk-bentuk awan yang dilihatnya, dan gambar-gambar yang seolah-olah telah dilukis di angkasa. "Awan yang ini seperti kupu-kupu, dan yang itu kelihatan seperti seekor kuda!"
            Tiba-tiba, aku juga melihat melalui mata seorang anak usia delapan tahun. Rasanya seolah-olah aku baru pertama kali itu terbang.
            Belakangan Bradley bertanya tentang pekerjaanku. Aku bercerita tentang pelatihan yang kuselenggarakan, dan mengatakan bahwa aku juga
membintangi iklan untuk radio dan televisi.
            Matanya langsung bersinar. "Saya dan adik saya pernah menjadi bintang iklan televisi."
            "Oh, ya? Bagaimana rasanya?", ia bercerita bahwa pengalaman itu sangat mengesankan.
            Kemudian ia berkata bahwa ia perlu ke kamar kecil. Aku berdiri agar ia dapat keluar ke gang. Saat itulah aku melihat alat penguat pada kedua kakinya. Bradley beringsut-ingsut menuju ke kamar kecil di belakang. 
            Ketika ia duduk kembali, ia menerangkan, "Saya menderita distrofi otot. Adik perempuan saya juga - ia bahkan harus memakai kursi roda. Itu sebabnya kami menjadi bintang iklan. Kami dijadikan contoh untuk anak-anak yang menderita distrofi otot."
            Waktu pesawat mulai turun, ia memandang kepadaku, tersenyum, dan bicara dengan nada yang agak-agak malu, "Tahukah Anda, saya betul-betul khawatir tentang siapa yang akan duduk di sebelah saya di pesawat. Saya takut ia orang yang ketus, yang tidak mau bicara dengan saya. Saya
senang bisa duduk bersebelahan dengan Anda."
            Ketika mengenang seluruh pengalaman itu pada malam harinya, aku diingatkan tentang untungnya bersikap terbuka. Setelah sepekan penuh menjadi pengajar, begitu selesai aku justru menjadi siswa. Sekarang setiap kali aku merasa suntuk - dan itu cukup sering aku memandang ke luar jendela dan mencoba menebak bentuk awan yang terlukis di angkasa. Dan aku teringat dengan Bradley, anak istimewa yang mengajariku pelajaran itu.

Minggu, 24 Juli 2011

10 Kesalahpahaman Tentang Sukses


ª   Kesalahpahaman 1
Beberapa orang tidak bisa sukses karena latar belakang, pendidikan, dan lain-lain. Padahal, setiap orang dapat meraih keberhasilan. Ini hanya bagaimana mereka menginginkannya, kemudian melakukan sesuatu untuk mencapainya.
ª   Kesalahpahaman 2
Orang-orang yang sukses tidak melakukan kesalahan. Padahal, orang-orang sukses itu justru melakukan kesalahan sebagaimana kita semua pernah lakukan Namun, mereka tidak melakukan kesalahan itu untuk kedua kalinya.
ª   Kesalahpahaman 3
Agar sukses, kita harus bekerja lebih dari 60 jam (70, 80, 90...)  seminggu. Padahal, persoalannya bukan terletak pada lamanya anda bekerja. Tetapi bagaimana anda dapat melakukan sesuatu yang benar.
ª   Kesalahpahaman 4
Anda hanya bisa sukses bila bermain sesuatu dengan aturan. Padahal, siapakah yang membuat aturan itu? Setiap situasi membutuhkan cara yang berbeda. Kadang-kadang kita memang harus mengikuti aturan, tetapi di saat lain andalah yang membuat aturan itu.
ª   Kesalahpahaman 5
Jika anda selalu meminta bantuan, anda tidak sukses. Padahal, sukses jarang sekali terjadi di saat-saat vakum. Justru, dengan mengakui dan menghargai bantuan orang lain dapat  membantu keberhasilan anda. Dan, sesungguhnya ada banyak sekali orang semacam itu.
ª   Kesalahpahaman 6
Diperlukan banyak keberuntungan untuk sukses. Padahal, hanya dibutuhkan sedikit keberuntungan. Namun, diperlukan banyak kerja keras, kecerdasan, pengetahuan, dan penerapan.
ª   Kesalahpahaman 7
Sukses adalah bila anda mendapatkan banyak uang. Padahal, uang hanya satu saja dari begitu banyak keuntungan yang diberikan oleh kesuksesan. Uang pun bukan jaminan kesuksesan anda.
ª   Kesalahpahaman 8
Sukses adalah bila semua orang mengakuinya. Padahal, anda mungkin dapat meraih lebih banyak orang dan pengakuan  dari orang lain atas apa yang anda lakukan. Tetapi, meskipun hanya  anda sendiri yang mengetahuinya, anda tetaplah sukses.
ª   Kesalahpahaman 9
Sukses adalah tujuan. Padahal, sukses lebih dari sekedar anda bisa meraih tujuan dan goal  anda. Katakan bahwa anda menginginkan keberhasilan, maka ajukan pertanyaan "atas hal apa?"
ª   Kesalahpahaman 10
Saya sukses bila kesulitan saya berakhir. Padahal, anda mungkin sukses, tapi anda bukan Tuhan. Anda tetap harus melalui jalan yang naik turun sebagaimana anda alami di masa-masa lalu. Nikmati saja apa yang telah anda raih dan hidup setiap hari sebagaimana adanya.

9 RAHASIA ORANG-ORANG YANG SUKSES MERAIH IMPIANNYA


1.     Sukses adalah rancangan Tuhan, jadi jangan pernah menyerah untuk meraih sukses yang Tuhan sediakan.
2.    Sukses tidak datang begitu saja, tidak hanya dengan berdoa tetapi disertai dengan bekerja. Juga bukan hanya bekerja saja tetapi harus disempurnakan oleh doa.
3.    Sukses selalu diawali dengan langkah belajar, jangan pernah menyerah selama proses belajar itu.
4.    Sukses butuh perjuangan, kerja keras, kerajinan & ketekunan. Orang berjiwa sukses tidak suka mengeluh tapi berusaha selalu untuk memperbaiki keadaannya.
5.    Sukses butuh campur tangan Tuhan karena masa depan kita ada di tanganNya.
6.    Sukses butuh kecekatan kerja, jangan sampai kehilangan kesempatan untuk meraih sukses, don't waste your time !
7.    Sukses tidak hanya menjadi bagian segelintir orang, tapi menjadi hak setiap orang yang mau berjuang untuk mendapatkannya.
8.    Sukses diawali dari mimpi, hasrat dan harapan tapi jangan hanya bermimpi untuk menjadi sukses, raih sukses itu sekarang dengan mulai bertindak, walaupun itu hanya sebuah tindakan kecil!
9.     Sukses orang lain dan sukses kita mungkin membutuhkan waktu, cara, dan jalan yang mungkin berbeda, jadi jangan silau dengan kesuksesan orang lain . so be your self.